Refleksi Keprihatinan Atas Kerusuhan di Papua



Refleksi Keprihatinan Atas Kerusuhan di Papua
____

Saudaraku, sebagai anak bangsa pasti kita merasa sedih dan prihatin melihat perkembangan bangsa dan negara akhir-akhir ini, terutama melihat dan mendengar pemberitaan via youtube dan media internet lainnya prihal perkembangan terakhir di Papua dan Papua Barat. Baru saja kita lepas dari konflik urat syaraf antar anak bangsa akibat perhelatan pilpres yg sangat melelahkan. Dimana pilpres th 2019 ini sangat berbeda dg pilpres-pilpres sebelumnya, dimana persatuan dan kesatuan anak bangsa benar-benar dipertaruhkan, isu-isu ekstrim dibentur-benturkan dg kalimat sakral Pancasila dan NKRI Harga Mati.
Isu yang sangat santer adalah Khilafah yg ingin menggantikan ideologi Pancasila dan NKRI menjadi negara Islam. Bahkan kejadian-kejadian radikal yg terjadi di negara-negara timur tengah selalu disematkan dengan kalimat Khilafah yang sangat membahayakan bagi  persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Narasi-narasi Khilafah ini, secara langsung maupun tidak sangat berimbas kepada kerukunan umat beragama, khususnya di internal umat Islam. Bagaimana tidak, diantara umat Islam dengan gampangnya saling salah menyalahkan bahkan saling memvonis dan merendahkan terhadap sesamanya dangan kalimat Islam Radikal.
Radikal dalam hal ini selalu disangkut pautkan dengan tidak cinta  dan selalu ingin melepaskan diri dari NKRI  dan akan menggantikan Pancasila dengan ideologi Islam.
Padahal isu-isu tersebut sangat tidak beralasan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena hakikatnya Pancasila dan NKRI sejatinya hasil dari perjuangan mayoritas umat Islam, dan sila-sila dari Pancasila adalah ruh dari Al-Qur'anulkarim.

Perbedaan pilihan dalam pilpres sejatinya karena pandangan yg berbeda terhadap proses pemerintahan yg telah berjalan sebelumnya, terutama pandangan terhadap keadilan suatu kebijakan. Perbedaan pandangan inilah sejatinya yang menyebabkan perbedaan dalam menentukan calon presiden berikutnya. Namun yg namanya politik, semua cara dan isu dilontarkan dari semua kubu, tentu dg tujuan untuk mendapat simpati agar masyarakat memilihnya.
Isu PKI dibenturkan dg Pancasila dan NKRI pun sempat booming juga, namun tidak cukup efektif, mungkin dikarenakan hal ini pernah terjadi di Indonesia sehingga tidak menjadi barang baru lagi. Sedangkan isu Khilafah merupakan barang baru, selain itu pas dengan kondisi umat Islam yg mayoritas (87%) dengan pola fikir dan pemahamannya cukup beragam, juga didukung dengan kasus-kasus yang masih hangat terjadi di negara-negara timur tengah. Sehingga isu Khilafah cukup berhasil diternak untuk konsumsi pola fikir anak bangsa. Padahal kejadian-kejadian di timur tengah tidak ada hubungannya dengan konsep Khilafah. Tidak ada hasil kajian secara ilmiah bahwa gerakan ISIS adalah pergerakan Islam yg berazaskan Khilafah.

Lantas hari-hari ini kita dikejutkan dengan kejadian yg terjadi di wilayah NKRI ini, yaitu Papua dan Papua Barat. Apakah kejadian ini, dimana bendera Merah Putih dibakar, bendera Kejora dikibarkan di depan bangunan2 kenegaraan RI, bahkan di Istana Negara. Pembakaran gedung-gedung simbol kenegaraan, terkahir gedung bea cukai Papua dibakar, bahkan kantor2 kepolisian juga ikut dibakar dan yg sangat memprihatinkan kantor DPRD pun ikut dibakar. Korban sudah sangat banyak, termasuk aparat TNI dan Polri banyak yg menjadi korban bahkan sampai meninggal dunia dalam pengeroyokan yg sangat memprihatinkan. Rasanya kedaulatan negara Indonesia sangat direndahkan, Pancasila dan NKRI sangat diinjak-injak. Apakah hal ini bukan dikatakan RADIKAL ?!.

Masaya Allah saudaraku, mari kita dukung pemerintahan ini untuk bisa menyelesaikan konflik peradaban yg terjadi di Papua.  Dukungan kita harus benar-benar adil menurut kacamata kita sbg NKRI, juga atas dasar kita sebagai umat manusia. Kita mengatakan NKRI Harga Mati, ternyata mereka pun mengatakan Kemerdekaan Papua Harga mati.
Hanya orang-orang yg beriman dan beragama saja yg akan bijak melihat permasalahan ini. Bahwa kita harus mempertahankan NKRI Harga Mati, tetapi kitapun harus menjunjung persaudaraan sesama anak manusia. Tidak ada kalimat pembenaran atas dasar apapun dengan mengorbankan jiwa-jiwa anak manusia.

Hanya keadilan saja yg akan menjawab dengan benar, semua manusia di dunia ini akan mau bersatu dalam kondisi apapun jika KEADILAN benar-benar telah ditegakkan. Perbedaan suku, Ras bahkan agama tidak akan menjadi masalah yg dapat menghancurkan, jika keadilan sudah terdistribusi dengan baik.
Mari kawal peradaban bangsa dan negara ini dengan menjadi mitra pemerintah (termasuk menjadi oposisi) dalam mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dan semoga wilayah-wilayah lainnya tetap ikhlas menjadi NKRI..aamiin yra.

Merdeka 💪💪💪

Alfakir,
Zainal Arifin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Refleksi Keprihatinan Atas Kerusuhan di Papua"

Post a Comment